Jember Kita. Pagi itu taman belajar Tanoker nampak ramai, kesibukan terlihat disana sini. Terlihat beberapa anak tengah asyik dengan aktivitasnya sendiri-sendiri. Ada yang mendengarkan penjelesan para pengajarnya, ada juga yang membaca buku, serta berdiskusi dengan teman-temannya. Mereka terlihat begitu menikmati aktivitas yang dijalankan, yakni mencari ilmu di bawah rerimbunan pepohonan.
Tanoker, adalaha nama lain dari Kepompong (bakal Kupu-Kupu), yang diambil dari Bahasa Madura. Nama ini sengaja digunakan oleh Cicik Farhat, peminat pendidikan, untuk komunitas yang dibentuknya, karena keanggotaannya hanya berasal dari kalangan anak-anak.
Di komunitas ini, Cicik tidak hanya memasukkan permainan tradisional Egrang untuk dimainkan, tapi juga ada kegiatan lain yang lebih diutamakan, yakni belajar. Uniknya, komunitas ini lebih memilih belajar di alam terbuka.
Sisi lain yang tidak kalah menariknya untuk dilihat dan dinikmati dari komunitas ini adalah, Minggu Ceria. Minggu ceria merupakan salah satu program belajar bersama, jika kebanyakan belajar selalu identik dengan ruang kelas, namun tidak dengan Tanoker. Program minggu ceria biasanya dilakukan di taman belajar Tanoker.
Program tersebut dinamakan Minggu Ceria karena dilakukan setiap hari minggu. Mungkin bagi sebagian besar anak-anak yang bersekolah, hari minggu adalah hari yang paling